Pesantren: Investasi Terbaik untuk Masa Depan Anak

0
11

Rokanhulu-Di tengah derasnya arus globalisasi dan pengaruh negatif yang semakin kuat, pesantren tetap menjadi salah satu benteng paling kokoh dalam mendidik generasi muda. DR. (HC) Kyai Andi Sidomulyo, Pimpinan Pondok Pesantren Sa’ad bin Abi Waqqas (PESWA), yang juga dikenal sebagai aktivis perlindungan perempuan dan anak sekaligus pendiri Pusat GERMAS PPA, menegaskan bahwa pesantren bukan sekadar tempat belajar agama, melainkan pusat pembentukan karakter dan kepribadian yang kuat.

Beliau mengingatkan, jika ada kasus yang mencoreng nama baik dunia pesantren, masyarakat sebaiknya menyikapinya dengan bijak. Indonesia memiliki lebih dari 60 ribu pesantren dengan jutaan santri. Maka, tidak adil jika satu atau dua kasus langsung dijadikan gambaran keseluruhan. Faktanya, ribuan alumni pesantren telah berhasil menjadi ulama, pendidik, pemimpin bangsa, pengusaha, bahkan pejabat publik yang berintegritas.

Perlu dipahami juga bahwa persoalan kekerasan, pelecehan, atau penyimpangan moral bukan hanya bisa terjadi di pesantren. Sekolah umum, lembaga pendidikan tinggi, bahkan institusi besar seperti IPDN, TNI, dan lainnya pun tidak luput dari kasus serupa. Karena itu, menuding pesantren semata-mata sebagai sarang masalah jelas tidak tepat. Begitu juga sebaliknya, tidak benar jika ada yang menuding sekolah umum atau lembaga lain secara sepihak sebagai tempat yang gagal mendidik.

Setiap lembaga pendidikan memiliki tantangan dan risiko masing-masing. Justru yang terpenting adalah bagaimana setiap institusi melakukan evaluasi, pembenahan, dan meningkatkan kualitas pendidikannya. Pesantren dengan pola pendidikan asrama 24 jam menawarkan kelebihan berupa pengawasan penuh, pembiasaan disiplin, serta pembentukan karakter kemandirian yang sulit ditemukan di luar pesantren. Santri hidup dalam lingkungan yang minim distraksi gadget, bebas dari narkoba, pergaulan bebas, hingga lingkungan yang toksik.

Lebih jauh lagi, pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama sebagai fondasi moral, tetapi juga ilmu pengetahuan umum berbasis teknologi informasi. Dengan begitu, lulusan pesantren tidak hanya siap menghadapi dunia kerja modern, tetapi juga memiliki benteng iman dan akhlak yang kokoh.

Menjelang tahun 2027, Kyai Andi mengajak seluruh orang tua untuk mulai mempersiapkan putra-putrinya menempuh pendidikan di pesantren. Ini bukan sekadar pilihan, melainkan langkah strategis untuk menyelamatkan generasi dari krisis moral dan menyiapkan mereka menjadi pribadi yang tangguh, cerdas, dan bermanfaat.

Mempercayakan pendidikan anak kepada pesantren berarti berinvestasi ganda: untuk keberhasilan hidup di dunia sekaligus kebahagiaan di akhirat. Karena sejatinya, pesantren adalah rumah terbaik bagi tumbuh kembang anak-anak kita, tempat mereka belajar menjadi insan berilmu, berakhlak, mandiri, dan siap membangun peradaban. redaksi-

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini