BAHAYA LBGT

0
1115

Bahaya LGBT

Dr. Anni Hasibuan bercerita tentang pasien pasien HIV nya

Gay itu ada “kasta”nya
Ada yang dominan, biasanya yang punya uang dan lebih tua secara umur, ada yang submissif, kalau saya perhatikan, semacam “piaraan”. Piaraan ini berkasta juga, ada anak muda putih bersih klimis dari kalangan keluarga menengah, ada juga yg kelas sandal jepit (bukan yg harga 18 ribu ya 😔).

Perlakuan dari yg dominan pd piaraan juga berbeda sesuai KW piaraan. Yg KW ori diperlakukan sgt istimewa. Waktu sy kerja di klinik HIV RSCM, pernah dpt pasien mhsw univ swasta terkenal di jakarta, yg kena meningitis kriptokokus (jamur otak). Orang tuanya pekerja petrol, tinggal di dallas, US. Dia disini tinggal sendiri. Anaknya tampan, klimis, dan kelihatan anak baik. Dominannya sering ikut mengantar kalau kontrol.

Jangan kaget ya, dominannya ini seorang AKTIVIS LSM ANTI-HIV. Itu kalau si pasien sy ini mengeluh sakit kepala, si dominan ini mengelus2 punggung si submissif sambil bilang “sakit ya sayang? Yg mana yg sakit? Sabar ya sayang..” (untung saya masih setia pd sumpah hipocrates, kl sy berkhianat, si dominan itu mau sy suntik fentanyl 1000 cc biar mokat).

Tapi saya pernah juga dapat seorang dominan yang kena infeksi di medulla spinalis, spondilitis TB, jadi lumpuh kedua kakinya tiba tiba. Pas dirawat, submissifnya datang menemani. Itu dibentak bentak, gak ada sayang sayang, si submissif ini tampilannya sih kelas sandal jepit. Manggil dominannya “abaaaang..” (jijik ya dengarnya)

Ada juga piaraan bayaran. Satu pasien saya asal Jogja (sekarang sudah meninggal dengan toksoensefalitis; bisul di dalam otak karena kuman tokso yg sering nempel di badan kucing, anjing) mengaku dia bayaran. “Dipiara” seorang aki aki cina utk bayaran 1000 smp 2000 USD per bulan.

Wang nya dia kirim ke Jogja untuk anak dan istrinya 😩. Dia ini sejatinya bukan gay. Jd semacam pelacur lelaki. Kerja sebagai caddy lelaki di satu lapangan golf di Tangerang. Waktu ketahuan HIV dan tokso, nangis meraung raung, selama dirawat baca Qur’an terus, kalau saya periksa, selalu terisak isak dan bilang menyesal. Pas ketemu bininya, saya yg berkaca2. Sebab bininya perempuan berhijab rapi dengan dua balita yg juga berhijab.

Ada juga gay kakak adik. Sejak kecil dikasih satu kamar dan satu ranjang oleh emak bapaknya. Pas gede, tau tau yg kakak kena kripto. Dicek hiv positif, ditanya pasangannya siapa, dia bilang adiknya. Pas adiknya dicek, positif juga hiv nya. Keduanya sudah meninggal, dalam satu ruang rawat yang sama. Ayahnya sampai anak anak itu dikubur pun gak pernah mau datang nengok…

cerita gay SEMUA TRAGIS… belum pernah saya dengar yang berakhir seperti di cerita fairytopia… misalnya berakhir kayak Cinderella… kisah para gay berakhir dengan tokso, kripto, TB, pnemonia, kandida, dan diujungnya, mati sendirian tanpa didampingi kaum nya…

Saya gak ngerti kenapa pemerintah abai pada masalah ini.
Sejak tahun 1997, Prof. Sjamsjuridjal gak cape cape nya mengingatkan, tapi faktanya, mereka semakin banyak…

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini